Tulisan ini saya buat bukan karena saya sangat memahami tentang Ta'aruf...atau karena saya sangat alim/sholeha... Tulisan ini hanya memaparkan sedikit tentang kejadian-kedian di sekitar saya terkait tentang Ta'aruf. Banyak teman-teman yang dengan bahagia n bangga menceritakan tentang proses ta'arufnya. Tapi yang terjadi adalah memuunculkan pertanyaan "Ta'aruf Masa Gitu?"...
Ta'aruf tapi kok sama dengan pacaran? Hmmm...ngambil dari beberapa sumber, ada beberapa penjelasan singkat tentang Ta'aruf dalam Islam... Yang pertama dan yang paling utama, Ta'aruf itu dilaksanakan bagi yang mampu n siap menikah. Dan hal ini bukan hanya dilihat dari segi material saja, tapi yang paling utama adalah dari segi tanggung jawab dalam berumah tangga.
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian mampu menikah maka menikahlah! Karena, menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih dapat memelihara kemaluan. Dan barangsiapa tidak mampu, hendaklah ia berpuasa, karena puasa dapat menjadi perisai bagi syahwatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits di atas berisi anjuran untuk menyegerakan menikah bila memang sudah mampu menikah, sehingga tidak ada proses ta’aruf yang perlu dijalani bagi yang belum mampu menikah. Bagi yang belum mampu menikah maka dianjurkan untuk banyak berpuasa, belum saatnya berta’aruf.
Ta'aruf itu gk pake lama... dikenalkan, serius...n langsung proses menuju pernikahan. Bukan berproses hingga berbulan-bulan bahkan ada yang tahunan... ow..ow... Menurut saya itu sama saja dengan "pacaran". Biasanya semakin lama proses pernikahan, maka yang terjadi semakin lama pula menimbun dosa. "Kan tidak pernah ketemuan..." ada yang berkata seperti ini. OK...tidak ketemuan, tapi nelpon, sms, chatting bahkan sampai update status di media sosial.. "Alhamdulillah...saya tidak salah pilih..." ..."U'r the only one for me...terimakasih ya ALLAH.."... Haduh, ini sebenarnya sudah sama saja dengan 'Pacaran'... Ini sudah termasuk Zina Hati. Dan ingat, dalam Islam itu tidak ada istilah pacaran, kecuali pacaran setelah menikah (halal). Bahkan itupun tidak perlu dipublish di media sosial...diumumkan pada semua orang.. >.< Karena sebenarnya salah satu syarat dalam proses Ta'aruf adalah dirahasiakan...
“Rahasiakan pinangan, umumkanlah pernikahan" (HR. Ath Thabrani)
Nah, dari hadits diatas sudah sangat jelas... jadi tidak perlu dipublish apalagi di tag nama tunangannya di Facebook...or ganti DP di BBM..hehe ^^ *peace. Yang perlu diperhatikan juga, tidak ada proses ta’aruf yang dijalani berduaan saja antara pihak yang berta’aruf, perlu pelibatan pihak ketiga untuk mendampingi proses sehingga menutup celah setan menjadi yang ketiganya. Pihak ketiga ini bukan berarti seorang saja, tapi bisa juga saudara atau beberapa orang terdekat yang anda percayai untuk mendampingi selama proses ta’aruf anda jalani. Dengan demikian tidak ada jalan berduaan, makan berduaan, boncengan motor berduaan, naik mobil berduaan, dan kegiatan berduaan lainnya dalam aktivitas ta’aruf. Harus ada orang ketiga untuk mencegah ‘khilaf’ yang bisa saja terjadi karena aktivitas berduaan tersebut.
Tulisan ini hanya sekedar sharing dan nasihat... semoga kita bisa saling mengingatkan untuk kebaikan, dan selalu memperbaiki diri... :)
Beul sekali mas bro :)
ReplyDeletehttp://www.obatmaagkronisampuh.web.id/obat-patah-tulang-paha/