Puasa... Makna puasa sebenarnya jauh dari hanya sekedar menahan lapar dan dahaga. Melalui berpuasa, umat muslim seharusnya mampu menahan diri dari segala hawa nafsu, membicarakan orang lain, menjaga kesehatan, menjaga hati, menjalin silahturahmi... dan ikut merasakan penderitaan saudara2 kita yang selama ini slalu kekurangan dan kelaparan. Tapi sepertinya banyak dari kita yang belum menyadari hal ini, termasuk diri saya sendiri.
Yang paling mengusik hati saya, bukanlah soal bagaimana kita beribadah di Bulan Ramadhan, seperti mengaji atau shalat taraweh. Atau membicarakan tentang mengontrol hawa nafsu, menjaga hati dan tidak membicarakan orang lain (gosip). Bukan karena saya sudah sangat 'ahli' dan mampu menjaga semua hal diatas. Tapi karena semua itu kan sudah sering dibicarakan oleh para ustadz dan ulama. Tapi saya rasa, ada satu hal yang terkesan biasa terjadi di lingkungan kita.. atau seperti tradisi di Bulan Ramadhan. Namun menurut saya hal ini justru jauh dari makna Puasa.
Saya teringat saat pertama sekali saya mulai diajarkan berpuasa. Kalo tidak salah, pada saat saya masih duduk di bangku SD, tepatnya kelas 1 SD. Pertama sekali saya mulai berpuasa, tapi masih setengah hari. Sore itu saya diajak oleh Ayah mencari makanan berbuka. Jujur..saya kaget melihat begitu banyak jajanan di sepanjang jalan itu. Karena sebelum Ramadhan, jalan itu kosong..tidak ada orang yang berjualan minuman atau makanan sebanyak itu. Saya sempat bertanya pada Ayah tentang hal itu, dan kata2 yang terucap berikutnya adalah... "ihh..ngiler Yah, rasanya pingin beli semua".
Spanjang jalan pulang, obrolan kami adalah tentang jajanan berbuka yang ada di sepanjang jalan. Kenangan hari itu masih sangat melekat dalam benak saya. Dulu saya masih kecil, dan belum terlalu serius menanggapi hal tersebut. Tapi semenjak saya mulai wajib puasa hingga sekarang, setiap kali keluar rumah sore hari di bulan Ramadhan... saya tidak pernah habis pikir melihat jajanan yang bejibun itu. Coba kalian perhatikan, kebanyakan yang berjualan bukanlah orang2 yang memang membutuhkan uang dengan berjualan kue/minuman. Tapi lebih banyak yang berjulan adalah cew2 atau cow2 keren dengan mobil mewahnya. Dari penampilan mereka saja sudah keliatan kalo mereka adalah orang2 berada alias berduit. Nah..kalo disebelah mereka duduk ibu2 atau bapak2 yang sudah paruh baya, dengan kue jualan yang seadanya. Menurut kalian para pembeli akan membeli kue yang mana? Sudah pasti ke cew/cow yang 'cling' itu kan? trus bagaimana dengan ibu/bapak tersebut..mereka yang benar2 membutuhkan uang untuk memenuhi kehidupan sehari2nya. Bagaimana jika jajanannya tidak habis terjual hari itu? apakah mereka masih punya uang untuk esok harinya?? Pernahkah terpikirkan oleh kita?
Tidak hanya itu saja... ada satu lagi yang ingin saya bahas. Coba kita bayangkan... sebelas bulan yang lain, selain bulan Ramadhan.. mereka yang kelaparan dan tidak punya uang untuk mengisi perutnya yang kosong, tidak perlu ngiler melihat begitu banyak jajanan (makanan dan minuman) yang terpampang di sepanjang jalan. Tapi kenapa justru di bulan Ramadhan, dimana seharusnya para umat muslim ikut merasakan penderitaan mereka...malah berbondong-bondong memamerkan semua kelezatan itu disepanjang jalan. Cobaan terhadap mereka para fakir-miskin justru semakin menjadi-jadi.
Ditambah lagi, terkadang kita sering lupa diri.... menahan haus dan lapar sejak imsak hingga magrib. Pada saat berbuka, segala jenis makanan dan minuman tersedia di atas meja. Kita berbuka dengan begitu lahap hingga kekenyangan, bahkan terkadang makanan/minuman tersebut tidak sanggup kita habiskan. Hingga akhirnya basi...mubazir. Lalu, apakah benar kita semua telah berpuasa??
Saya membaca sebuah artikel yang sangat menyentuh tentang 'Puasa'. Tepatnya sebuah cerpen singkat (sumber). saya rasa cerpen ini akan sangat bermanfaat bagi kita semua, agar kita lebih menyadari makna berpuasa.
Kami terus berpuasa meski bukan saatnya berpuasa,
lantaran ketiadaan makanan,
lantaran ketiadaan minuman.
kami berpuasa tanpa ujung!
kami lapar...sementara perut kalian kenyang
kami sakit, tanpa ada obat..apalagi biaya berobat
sementara kalian menambah terus kesakitan kami
dengan mempertontonkan kemewahan dunia di hadapan kami
di depan mata kami....
yang sedang berpakaian kemiskinan
Kami menangis, kami merintih
kami lapar...sementara perut kalian kenyang
kami sakit, tanpa ada obat..apalagi biaya berobat
sementara kalian menambah terus kesakitan kami
dengan mempertontonkan kemewahan dunia di hadapan kami
di depan mata kami....
yang sedang berpakaian kemiskinan
Kami menangis, kami merintih
Adakah diantara kalian yang peduli...?
#Semoga kita semua mampu menjadi orang2 yang lebih memahami makna berpuasa. AMIN
"Semoga kita semua mampu menjadi orang2 yang lebih memahami makna berpuasa"
ReplyDeleteamiinn :)
Amin... =)
ReplyDelete